POHO| Burung Poksay Hongkong (Poho) bukan burung endemik Indonesia. Poho bahan yang tiba di negeri ini telah melalui perjalanan jauh dan sangat melelahkan, dari ditangkap di hutan, ditampung pengepul, menyeberang laut dan lain sebagainya. Hingga sampai di tangan pengepul poho di Indonesia.
Selama proses perjalanan, poho masuk dalam kotak kecil, berdesakan pengap, yang hanya muat satu badan poho. Bahkan beberapa di antara mereka sakit, bahkan mati sebelum sampai di Indonesia.
“Salah satu penyebab poho bahan susah dipantau bunyi kliu di masa-masa awal kita pelihara adalah karena faktor buruknya kondisi fisik burung itu sendiri,” ungkap Istono Yuwono, Korwil Komunitas Poksay Hongkong Indonesia (KPHI) Sidoarjo, Jawa Timur.
Istono menambahkan, kenyataan ini ditandai dengan kusamnya bulu, suara yang lirih/serak, bulu yang patah-patah, sinar pandangan kosong bahkan tidak lincah. Karena itu, memperbaiki kondisi fisik poho bahan harus menempati prioritas utama yang harus sesegera mungkin diperhatikan dan diupayakan setelah kita membeli poho bahan.
Perbaikan kondisi fisik dapat dilakukan melalui cara memberikan makanan alami atau makanan hidup dalam jumlah relatif banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi poho bahan yang kita pelihara plus sangat disarankan memberikan vitamin cair tetes yang dimasukkan melalui minumannya.
Untuk pakan buatan, pilih pakan yang baik, yakni makanan buatan seperti pelet atau voer yang memiliki kandungan nutrisi yang baik atau bernutrisi tinggi dan bukan hanya berprotein tinggi.
“Perbaikan selanjutnya bisa dilakukan dengan memandikan poho sesering mungkin untuk meredakan stresnya, memperbaiki penampilan bulu, syukur-syukur hal tersebut segera membuat dia segera mau berkicau,” tuturnya.
Jika kondisi badan poho fit bisa dimandikan dan tidak dianjurkan memandikan burung yang sedang sakit. Setelah mandi, jemur hingga bulu-bulunya benar-benar kering. Bila pagi, lakukanlah pengembunan dengan menempatkan poho di luar rumah, Biasanya dilakukan menjelang matahari terbit yang udaranya masih cukup bersih dan segar.
“Bila dengan cara ini poho anda masih kurang mau berkicau, pengembunan bisa ditambahkan yaitu sejak sore hari dalam kondisi di kerodong hingga besok pagi di luar rumah. Menjelang fajar, kerodong sangkar dibuka agar poho bisa melihat matahari terbit,” paparnya.
Istono menjelaskan, bahwa hal ini juga dapat dilakukan pada poho anakan, bakalan, atau poho yang telah rajin berkicau agar lebih rajin berkicau dan membuat suaranya lebih bening.[]
Discussion about this post