POHO| Animo masyarakat untuk memiliki burung legendaris, poksay hongkong (poho) sudah mulai merebak bak jamur di musim penghujan. Ironisnya, maraknya poho di negeri ini juga dibarengi oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab untuk mengambil keuntungan sesaat.
Kecanggihan teknologi melalui media sosial menjadi ajang para penipu yang ingin mencari mangsa di dunia perburungan. Sang penipu masuk melalui berbagai media sosial, facebook, twitter, instagram, olx dan lain sebagainya.
Saat itu, saya melakukan searching di google dan menemukan satu penjual yang menawarkan harga murah dengan kualitas poho yang di atas rata-rata. Setelah beberapa saat komunikasi akhirnya deal harga dan saya mentransfer sejumlah uang yang ditetapkan.
Hati merasa senang karena akan datang poho istimewa yang akan bisa menghibur di rumah saat merasa penat. Kicauan poho membuat rasa lelah berangsur pulih.
Hari berikutnya penantian itu terasa menjadi lama, karena poho tak kunjung tiba. Sialnya lagi, penjual nomornya tidak bisa dihubungi lagi alias raib. Saat itulah saya sadar bahwa saya sedang ditipu oleh manusia tidak bertanggungjawab. Penantianku akhirnya jadi kesedihan yang menyayat hati. Poho tak datang, uang melayang.
Mutakin | Brebes
Discussion about this post