POHO| Ada tetangga sebutlah namanya Parto. Ia datang ke rumah pagi ini. Dia juga penghobi burung juga.
Parto : poksaynya banyak ya pak Is
Saya : cuma selusin pak
Parto : tak dengar ko suaranya enak.. sampai berapa seperti ini?..
Saya : cuma rentang 4,5-9ribu pak
Parto : woooh.. burung gak ada lombanya dan gak terkenal koq mahal, mending seperti saya, piara burung nganu (sensor)….. berlevel & berkelas.. burung nganu bisa capai harga ratusan juta rupiah bahkan ada yg capai milyaran….. peminatnyapun kalangan boss dan pejabat….
Saya : sampeyan itu cerita berbusa-busa kelas burung nganu.. yang anda ceritakan itu kan milik orang.. bukan milik anda.. burung yang anda piara sendiri sudah berkelas seperti milik yang anda ceritakan belum? Punya burung nganu gembung aja ceritanya dah naik langit shaft 9.
Parto : “merah padam” (sepertinya malu) jangan banding-bandingkan gitu pak.. gak baik
Saya : loh.. siapa yg memulai?
Kalau anda sebagai penggemar nganu bisa marah karena disebandingkan poho..
Kenapa saya sabagai penggemar poho gak boleh marah kalau anda sebandingin dengan nganu?
Tiap orang punya hobby pak.. dan kalau anda sendiri tdk suka dicemooh hobby anda, maka jangan cemooh pula hobby orang lain..
Sampai disini anda faham? [Om Istono]
Discussion about this post